PT Angkasa Pura I (AP I) telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 802 miliar pada kuartal III-2023. Direktur Utama AP I, Faik Fahmi mengungkapkan bahwa laba bersih ini mengalami peningkatan 172% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022.
Faik mengatakan bahwa kinerja keuangan dan operasional AP I pada kuartal III-2023 mengalami peningkatan yang signifikan, yang didorong oleh pemulihan trafik penumpang sepanjang periode tersebut. Dia juga menambahkan bahwa kinerja keuangan ini didukung oleh peningkatan trafik penumpang di seluruh bandara yang dikelola oleh AP I, yaitu mencapai 51,79 juta penumpang hingga September 2023.
Menurut Faik, peningkatan trafik ini tidak lepas dari dukungan kebijakan pemerintah terhadap industri aviasi, seperti pembukaan pembatasan rute internasional, kerja sama intensif AP I dengan maskapai nasional maupun internasional, serta kebijakan cuti bersama Hari Raya dan libur anak sekolah.
Selain itu, faktor pendukung lainnya adalah adanya penerbangan haji di 6 bandara AP I, serta pelaksanaan event internasional seperti Kejuaraan Dunia Superbike dan MotoGP di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Faik juga menjelaskan bahwa AP I telah melakukan empat pilar transformasi sejak tahun 2022, yaitu business turnaround, organization and culture, financial restructuring, dan digitalization. Transformasi ini memberikan dampak yang positif terhadap percepatan pemulihan kinerja AP I, yang ditunjukkan dengan EBITDA hingga kuartal III-2023 mencapai Rp 3,19 triliun, atau meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan EBITDA margin 47%.
Untuk mencapai atau bahkan melebihi target hingga akhir tahun ini, Faik mengatakan bahwa AP I akan fokus untuk memaksimalkan momentum kenaikan trafik baik penumpang, pesawat, maupun kargo. AP I juga akan melanjutkan program cost leadership dan terus meningkatkan pilar transformasi digitalization.
Faik optimis bahwa target-target yang telah direncanakan dapat tercapai hingga akhir tahun ini. Semua bandara AP I akan bekerja secara maksimal untuk meningkatkan pendapatan baik dari sektor aeronautika maupun non-aeronautika.